Strategi Pengelolaan Konservasi Perkotaan
Strategi
Pengelolaan Konservasi Perkotaan
Kedudukan
dan kepentingan tapak / tempat masa kini perlu diidentifikasi, dianalisis, dan
ditentukan apakah tergolong pusaka alam, pusaka ragawi, tak ragawi
(seni-budaya), dan saujana). Juga perlu diinventarisasi
bangunan-gedungarsitektur yang berkaitan dengan ketinggian, langgam, struktur,
konstruksi, dan perubahan disain. Perlu juga diinventarisasi keberadaan ekonomi
kreatif khususnya pariwisata. Beberapa contoh penting terkait uraian di atas
misalnya:
1.
Keragaman Puri dan Pura di Kota Denpasar merupakan monumen utama kesejarahan
Kota Pusaka Denpasar yang berumur panjang (lebih dari 50 tahun).
2.
Hotel Inna Bali dan Inna Grand Bali Beach merupakan pusaka ragawi Kota Denpasar
yang memiliki / mencerminkan perjalanan sejarah Kota Denpasar.
3.
Kemajemukan masyarakat Kota Denpasar (Bali, Jawa, India, Arab, Cina) merupakan
unsur pembentuk karakteristik Kota Denpasar yang utama.
4.
Rangkaian festival-festival di Kota Denpasar merupakan denyut nadi seni budaya
Kota Pusaka Denpasar.
Konservasi
Bangunan Bersejarah dalam Struktur Rencana Umum Perkotaan yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana posisi konservasi (tercantum atau tidak, kuat
atau tidak, permasalahan besar atau kecil). Struktur dan organisasi pengelola
terdiri atas pemerintah, masyarakat, dan swasta. Implikasi perencanaan pada
umumnya menghasilkan beberapa rekomendasi yaitu:
1.
Sistem dan pola lalu lintas.
2.
Bangunan (manfaat bangunan yang disarankan, olah disain arsitektur
pusaka,
peraturan signage dan periklanan, bahan-warna / fasade bangunan,
dan lighting.
3.
Event / festival yang berkaitan dengan kota pusaka.
4.
Ekonomi kreatif dan pariwisata yang terdiri atas jelajah pusaka (heritage
trail)
dan Denpasar Festival.
sumber : I Wayan Runa, 2016. KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH
Studi Kasus Bangunan Peribadatan di Pulau Bali, Jurnal UNDAGI.
Komentar
Posting Komentar