Kawasan Kota Lama di Bandung
Kawasan
Kota Lama di Bandung
Kawasan
kota lama di Bandung sebetulnya meliputi : (a) kawasan sekitar Alun-alun
Bandung, (b) kawasan sekitar Jalan Braga, (c) kawasan jalan Asia-Afrika, dan
(d) kawasan sekitar Balai Kota Bandung. Kawasan sekitar Jalan Braga sudah
dikenal luas oleh masyarakat luas sejak jaman dahulu dimana pada masa
pemerintahan Hindia Belanda kota Bandung mendapat julukan “Parisj von
Java‟(Kunto, 1985). Kota Bandung dengan kawasan-kawasan khususnya yang sudah
banyak dikenal, seperti: kawasan Braga, kawasan Alun-alun Bandung, , kawasan
Jalan Oto iskandardinata (Pasar Baru), kawasan jalan Asia-Afrika, dan kawasan
sekitar Balai Kota – merupakan kawasan yang mempunyai
ciri khas bagi kota Bandung. Pada kawasan tersebut sudah sejak zaman
pemerintahan Hindia Belanda banyak memiliki bangunan-bangunan lama bersejarah
dengan nilai arsitektural kawasan kota yang tinggi. Khusus kawasan jalan Braga
ini memiliki keunikan karena telah lama memiliki gaya arsitektur tertentu yang dimana
paling menonjol diantaranya adalah: gaya arsitektur Art-Deco, Art-Neuvo dan
Indish-Eropa. Perkembangan kawasan dilihat dari penetapan kawasan dengan gaya
arsitektur tertentu, maka kawasan jalan Braga masih dikatakan teratur dan
tertata dengan baik hingga sekitar tahun 1950-1955 dimana pada masa itu
berlangsung Konferensi Asia-Afrika.
Di kawasan kota lama sekitar Alun-alun kota Bandung, terdapat beberapa bangunan
lama bersejarah, seperti: (a) bangunan hotel Homann, (b) hotel Preanger, (c)
Kantor Koran “Pikiran Rakyat‟, (d) bangunan Gedung Merdeka, (e) bangunan
Asuransi Jiwasraya, (f) bangunan Bank Mandiri, (g) dan (g) bangunan Toko
Swarha.
Kawasan
Braga kota Bandung juga mendapat julukan De meest Eropeesche winkelstraat
van Indie, yang diartikan sebagai “Kawasan pertokoan Eropa yang paling
terkemuka di Hindia Belanda‟. Karena itu kota Bandung khususnya kawasan jalan
Braga dijuluki banyak kalangan sedanga sebutan “Parijs von Java‟,
yang mengalami masa kejayaan sekitar tahun 1920 s/d 1930-an. Kawasan Braga pada
masa itu diperuntukkan bagi fungsi perbelanjaan (shopping) yang bernuansa Eropa
di Indonesia / Hindia Belanda. Kawasan Barag dengan fungsi perbelanjaan tersebut
pada dasarnya tidak dapat lepas dari dukungan adanya bangunan-bangunan dengan
langgam (gaya arsitektur) : Art Deco, Art-Neuveau dan Indis-Eropa.
sumber : Udjianto Pawitro, 2015. PRESERVASI - KONSERVASI BANGUNAN BERSEJARAH DAN PENGELOLAAN KAWASAN KOTA LAMA. Jurnal Jurusan Teknik Arsitektur FTSP – Institut Teknologi Nasional.
Komentar
Posting Komentar